Demokrasi seringkali menjadi isu sentral ditengah masyarakat. Apalagi menjelang pelaksanaan pemilu dan pilkada, sistem yang digunakan untuk memilih pemimpin tersebut diragukan kehalalannya. Alasannya, sistem negara ini masih dianggap thagut, kafir, dan tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Sebenarnya ada persoalan mendasar dalam melihat hubungan demokrasi dan islam yang sering dipersoalkan yaitu terkait dengan kekuasaan Tuhan yang dianggap mutlak (QS Ali Imran: 26). Meskipun beberapa tokoh juga membantah bahwa kebencian pada demokrasi itu lahir sebab ada rasa ketidak sukaan pada Kolonialisme Barat yang juga menganut sistem ini.
Sebenarnya penolakan demokrasi sebab masalah kekuasaan Tuhan yang tidak bisa diganggu gugat juga patut dikaji lagi, sebab terdapat beberapa ayat dalam al-Qur’an yang menyebutkan tentang manusia sebagai khalifah di muka bumi.
Yusuf Qaradawi dalam bukunya menyebutkan bahwa Subtansi demokrasi ssejalan dengan islam karena islam dan demokrasi sama-sama menolak diktatorisme. Dalam islam terdapat konsep musyawarah, adil amanah dan bertanggung jawab dalam menjalankan roda kekuasaan.
Prinsip-prinsip islam yang tertuang dalam demokrasi sangatlah kuat, yang diperlukan bagaimana umat islam sendiri bisa menginterpretasikan secara utuh sesuai dengan subtansi. Argumen yang bisa dijadikan pijakan yang menunjukkan kesesuaian demokrasi dan islam adalah ayat-ayat yang mengisahkan ketidak sukaan islam terhadap kediktatoran Raja Firaun dan Namrud.
Umat islam sudah saatnya untuk memikirkan kemajuan bangsa dan negara. Bukan lagi waktunya untuk merecoki tatanan yang sudah ada. Jangan sampai negara ini dibuat kacau balau dengan sistem yang utopis sebagaimana selalu digaungkan oleh beberapa kelompok, yaitu khilafah.
Saat ini yang terpenting bagaimana kita melihat subtansi, bukanlagi terprovokasi pada cover. Karena covernya tidak ada label islam, lantas dicaci dan tidak disukai. Padahal jika secara subtansi sudah tertuang nilai-nilai islam, tentu itu sudah cukup untuk dijadikan sebuah pegangan dalam berbangsa dan bernegara.
Dalam Alquran dan hadis, tidak secara spesifik terdapat prinsip dasar kehidupan yang langsung berhubungan dengan ketatanegaraan. Karena itu, pedoman yang diberikan oleh islam adalah prinsipnya.
Rasulullah juga mencontohkan bagaimana beliau menerima sistem pemerintahan Arab asalkan menerimana dengan baik ajaran yang dibawanya. Pada intinya demokrasi yang ada di Indonesia adalah demokrasa yang berorentasi pada etika dan nilai islam, jadi tidak perlu untuk diperdebatkan lagi.