Sebuah ledakan di masjid di kompleks markas polisi di Kota Peshawar, Pakistan, saat 400 jemaah sedang menjalankan salat zuhur. Insiden tersebut mengakibatkan puluhan orang termasuk polisi dilaporkan tewas.
Dilansir dari CNN Indonesia, juru bicara Lady Reading Hospital di Peshawar, Muhammad Asim Khan, mengatakan kepada AFP bahwa tambahan korban tewas tersebut tiba di rumah sakit semalam.
Khan juga mengabarkan korban terus bertambah, aparat Pakistan terus memburu pelaku yang hingga kini masih misterius.
Ledakan bom itu terjadi di masjid yang berada di dalam kompleks polisi di Kota Peshawar pada Senin (30/1).
Ledakan tersebut mengakibatkan atap masjid runtuh dan menewaskan serta melukai para polisi di lokasi.
Belum diketahui bagaimana proses peledak itu bisa masuk ke dalam kompleks yang sudah sangat ketat penjagaannya. Sejauh ini, pelaku ledakan bom tersebut diduga Taliban Pakistan.
Komandan Tehreek-e-Taliban Pakistan (Taliban Pakistan), Sarbakaf Mohmand, bahkan sempat mengakui ledakan itu dilakukan oleh kelompoknya. Ungkapan itu keluar melalui Twitter, seperti dilaporkan Associated Press.
Namun demikian, beberapa jam kemudian, juru bicara Taliban Pakistan, Mohammad Khurasani, mengklarifikasi bukan mereka yang melakukan serangan.
Khurasani mengatakan bukan kebijakan kelompoknya untuk menyerang masjid, seminar, dan tempat-tempat ibadah lainnya.
Dia lantas menyebut mereka yang melakukan peledakan tersebut bisa dihukum di bawah kebijakan Taliban Pakistan.
Disisi lain, Perdana Menteri Shahbaz Sharif menanggapi ledakan ini dan menegaskan akan menindak tegas pelaku pengeboman masjid itu.
“Skala besar atas tragedi kemanusiaan ini tak terbayangkan. Ini merupakan serangan terhadap Pakistan,” kata Sharif dalam Twitter.
Dalam kesempatan itu, Sharif juga mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban ledakan tersebut.